Tuesday, May 8, 2018

SoftSkill Penerjemahan Berbantuan Komputer Tugas 3


Andhika Yunandira

11614032

4SA01


Odd Man Out (Original)
I recently watched a documentary called Odd Man Out. It was about a man named Bob who decided to live out of his suitcase.
Bob had a little money socked away, so he didn't have to live from hand to mouth. I found the reasons for his decision to throw in the towel and become free as a bird compelling. In any case, Bob had been working for over twenty years for a corporation. While he had been successful at his job, and had made plenty of hay while the sun was shining, he still felt he was tilting at windmills. "I mean," he said to himself "how hard can it be to strike out on your own and live off the fat of the land?" The more he pondered the idea the more he came to realize that he wasn't able to see the forest for the trees. Certainly, he never questioned the powers that be, but he did wonder if things might be a bit more interesting if he gave living by the seat of his pants a go.
Bob was very careful not to let on what he was thinking to anyone until he got all his ducks in a row. He knew that such a decision couldn't be made on the spur of a moment.
Things could go terribly wrong in the twinkling of an eye. "No," he thought to himself "I need a plan." It was then he remembered his grandfather Bill. Bill was salt of the earth. He never cared too much for the "finer things in life", as he liked to call them. Bill repeatedly told Bob that tagging along with everyone else would eventually get boring.
Bill made his living as a jack-of-all-trades. Sure, he never had money to burn, but he managed to get by. More importantly, Bill was content, and never worried about what others were saying or who he had to impress to get promoted. In any case, these memories of Bill came flooding back as Bob began to to prepare to get a new lease on life.
Finally, the big day arrived and Bob announced that he was stepping down as manager. His colleagues were incredulous: "How can you throw all you've worked for down the drain?" they commented. "He's lost his marbles" commented others. However, Bob was in the the prime of life and he was ready for adventure. He walked out the door and never looked back. Who knows where he is and what he's doing today, but my guess is that he's happy - if not wealthy.





Odd Man Out (Google Translate)
Saya baru-baru menonton film dokumenter yang disebut Odd Man Out. Itu tentang seorang pria bernama Bob yang memutuskan untuk hidup dari kopernya.
Bob memiliki sedikit uang yang ditendang, jadi dia tidak harus hidup dari tangan ke mulut. Saya menemukan alasan untuk keputusannya untuk menyerah dan menjadi bebas seperti burung yang menarik. Bagaimanapun, Bob telah bekerja selama lebih dari dua puluh tahun untuk sebuah perusahaan. Ketika dia berhasil dalam pekerjaannya, dan telah membuat banyak jerami ketika matahari bersinar, dia masih merasa dia miring ke kincir angin. "Maksud saya," katanya pada dirinya sendiri "betapa sulitnya untuk menyerang diri sendiri dan hidup dari lemak tanah?" Semakin dia memikirkan ide semakin dia menyadari bahwa dia tidak dapat melihat hutan untuk pepohonan. Tentu saja, dia tidak pernah mempertanyakan kekuatan yang ada, tetapi dia bertanya-tanya apakah hal-hal yang mungkin sedikit lebih menarik jika dia memberi hidup di dekat celana panjangnya.
Bob sangat berhati-hati untuk tidak membiarkan apa yang dipikirkannya kepada siapa pun sampai dia mendapatkan semua bebeknya berturut-turut. Dia tahu bahwa keputusan seperti itu tidak dapat dilakukan secara mendadak.
Hal-hal bisa sangat salah dalam sekejap mata. "Tidak," pikirnya, "aku butuh rencana." Saat itulah dia teringat pada kakeknya, Bill. Bill adalah garam dunia. Dia tidak pernah terlalu peduli untuk "hal-hal yang lebih baik dalam hidup", karena dia suka memanggil mereka. Bill berulang kali memberi tahu Bob bahwa memberi tag bersama orang lain pada akhirnya akan membosankan.
Bill mencari nafkah sebagai jack-of-all-trade. Tentu, dia tidak pernah punya uang untuk dibakar, tetapi dia berhasil bertahan. Lebih penting lagi, Bill merasa puas, dan tidak pernah khawatir tentang apa yang dikatakan orang lain atau siapa yang harus dia kesan untuk dipromosikan. Bagaimanapun juga, kenangan tentang Bill ini kembali membanjir ketika Bob mulai bersiap-siap mendapatkan kesempatan baru untuk hidup.
Akhirnya, hari besar tiba dan Bob mengumumkan bahwa dia mengundurkan diri sebagai manajer. Rekan-rekannya ragu-ragu, "Bagaimana Anda bisa membuang semua yang telah Anda kerjakan untuk sia-sia?" mereka berkomentar. "Dia kehilangan kelerengnya" komentar orang lain. Namun, Bob berada di puncak kehidupan dan dia siap untuk bertualang. Dia berjalan keluar pintu dan tidak pernah melihat ke belakang. Siapa yang tahu di mana dia dan apa yang dia lakukan hari ini, tapi tebakan saya adalah dia senang - jika tidak kaya.






Odd Man Out (My Translation)

Beberapa waktu lalu saya menonton video dokumenter yang berjudul Odd Man Out. Video itu bercerita tentang seseorang bernama Bob yang memutuskan untuk hidup berpindah-pindah.

Bob memiliki uang sedikit untuk ditabung, jadi dia tidak perlu hidup berkecukupan. Saya menyadari alasan dari keputusan dia untuk keluar dan bebas. Pada banyak kasus, Bob telah bekerja selama 20 tahun untuk sebuah kantor.
Ketika dia sudah sukses di pekerjaan ini, dan telah mengambil kesempatan pada waktu yang tepat, dia tetap merasa dia kurang puas. "Maksud ku," ujarnya "Apa susahnya hidup tanpa harus bekerja?" Semakin dia memikirkan ide semakin jelas kalau dia tidak bisa fokus pada detailnya.
Tentu saja, dia tidak meragukan kekuatannya, tapi dia penasaran kalau semua akan menjadi menarik jika dia hidup bebas.

Bob sangat hati-hati untuk tidak memberitahu orang-orang sampai rencananya matang.
Dia tau bahwa keputusan seperti ini tidak bisa dibuat dalam waktu yang singkat.

Semua dapat menjadi buruk dalam sekejap waktu. "Tidak," dia berkata pada dirinya sendiri "Aku butuh rencana."
Lalu dia ingat tentang kakeknya yang bernama Bill. Bill adalah orang yang jujur. Dia tidak pernah peduli terlalu banyak untuk "hidup yang layak", begitu dia menyebutnya. Bill berulang kali bilang pada Bob bahwa bersama orang-orang kelamaan akan membuat bosan.

Bill hidup sebagai pekerja serabutan. Tentu, dia tidak punya banyak uang, tapi dia bisa mengaturnya. Yang lebih penting, Bill mandiri, tidak pernah khawatir tentang apa kata orang dan tanpa harus cari muka untuk naik jabatan.
Pada banyak kasus, memori tentang Bill datang kepada Bob untuk membuka lembaran baru.

Akhirnya, hari besar pun tiba dan Bob mengumumkan bahwa dia berhenti menjadi menejer. Koleganya heran:"Bagaimana bisa kamu melepaskan semuanya setelah kamu bekerja mati-matian?" Kata mereka. "Dia sudah gila" Sahut yang lain. Namun, Bob dalam waktu emasnya dan siap berpetualang. Dia keluar pintu dan tidak meoleh kebelakang. Tidak ada yang tahu dimana dia dan apa yang dia lakukan hari ini, tapi ku rasa dia senang - jika tidak kaya.